NASIB MAHASISWA BERSAMA CORONA
Dari sudut manapun kampusku berbicara, seberapa lelahpun tenggorokan mahasiswa berdialektika, setebal apapun kumpulan kertas dijadikan data, atau mungkin semilitan apapun pergerakan mahasiswa dan bahkan seberapa demokratisnya aspirasi mahasiswa, dan yang lain kita sebut selugu apapun mahasiswa, kita akan katakan kita tersandung pandemi Corona. Mulai dari birokrasi paling sederhana hingga birokrasi kumpulan para dewa bertapa, mencapai si miskin yang katanya pembawa derita, menyentuh si kaya yang membawa sahaja bagi bangsa. Kita sedikit lupa hingga merasa tidak bebas karena dikekang, merasa dipenjara karena dipelihara negara, merasa dipaksa padahal untuk kebaikan bersama, banyak tapi dari setiap ucapan kita, nada menolak namun juga tidak punya pilihan, nafas kita seperti diburu oleh sesuatu yang tidak kasat mata.
Kita kemarin sempat lengah ketika suara dari berbagai penjuru sudah dikumandangkan, kitapun kemarin sempat tinggi hati bekata bahwa orang rumah kita biasa dengan influenza. Hingga dampak kita yang harus merelakan tatapmuka diganti dengan mengakses yang dioptimalkan paket data, katanya kita harus stay at home, hingga kuliah menjadi in home, dan faktanya tugas kuliah ora iso alon-alon. Masa isolasi diri diperpanjang hingga Juni, banyak mahasiswa mengeluh tentang ganti rugi atau fasilitas pengganti, belum lagi karena rasa bosan yang menghantui atau rasa khawatir karena berjauhan dengan doi.
Klimaks sekali dunia perkuliahanku ini, belum juga program kerja terencana tapi dipaksa vakum sementara, rasa malu tentu ada, mungkin memang harus mengucapkan maaf untuk masyarakat yang sudah percaya, dengan terus berharap cemas keadaan akan kembali seperti sedia kala.
Untuk teman mahasiswaku diseluruh Indonesia tetaplah terjaga untuk nanti menutup drama atau lebih peka terhadap kaca, untuk tetap menjadi pemegang amanah cita-cita bangsa.
Untuk rekan kampusku yang sesama, kita memang tidak diposisikan dikota tapi bukan berarti harus kalah dengan kata Corona. 3 komponen kampus kita tercinta, Tarbiyah yang paling pandai dalam pengamalan, Fuad yang paling kritis dalam pemikiran, dan Syariah yang paling militan dalam pergerakan. Mari satukan agar semua bukan lagi katanya tapi menjadi nyatanya. Stay safe untuk kita semuanya, doa terbaik untuk rumah kita semua.
#Frozen12
Kita kemarin sempat lengah ketika suara dari berbagai penjuru sudah dikumandangkan, kitapun kemarin sempat tinggi hati bekata bahwa orang rumah kita biasa dengan influenza. Hingga dampak kita yang harus merelakan tatapmuka diganti dengan mengakses yang dioptimalkan paket data, katanya kita harus stay at home, hingga kuliah menjadi in home, dan faktanya tugas kuliah ora iso alon-alon. Masa isolasi diri diperpanjang hingga Juni, banyak mahasiswa mengeluh tentang ganti rugi atau fasilitas pengganti, belum lagi karena rasa bosan yang menghantui atau rasa khawatir karena berjauhan dengan doi.
Klimaks sekali dunia perkuliahanku ini, belum juga program kerja terencana tapi dipaksa vakum sementara, rasa malu tentu ada, mungkin memang harus mengucapkan maaf untuk masyarakat yang sudah percaya, dengan terus berharap cemas keadaan akan kembali seperti sedia kala.
Untuk teman mahasiswaku diseluruh Indonesia tetaplah terjaga untuk nanti menutup drama atau lebih peka terhadap kaca, untuk tetap menjadi pemegang amanah cita-cita bangsa.
Untuk rekan kampusku yang sesama, kita memang tidak diposisikan dikota tapi bukan berarti harus kalah dengan kata Corona. 3 komponen kampus kita tercinta, Tarbiyah yang paling pandai dalam pengamalan, Fuad yang paling kritis dalam pemikiran, dan Syariah yang paling militan dalam pergerakan. Mari satukan agar semua bukan lagi katanya tapi menjadi nyatanya. Stay safe untuk kita semuanya, doa terbaik untuk rumah kita semua.
#Frozen12
Corona memberikan pelajaran bagi kita bahwa perubahan itu nyata dan kita tidak pernah tahu kapan perubahan itu akan terjadi. Dibandingkan bersumpah serapah terhadap kondisi saat ini maupun sistem pendidikan kampus yang belum siap menghadapi perubahan, lebih baik berfikir bagaimana memanfaatkan situasi pandemi ini untuk membuat perubahan diberbagai aspek lain. Karena saya yakin bahwa tidak pernah ada yang sia-sia dari sebuah perubahan, karena perubahan selalu memberikan hal-hal baru yang membuat kita semakin kuat.
BalasHapusMakasih kak untuk tulisannya.
#selalujagakesehatan