NASIB MAHASISWA BERSAMA CORONA
Dari sudut manapun kampusku berbicara, seberapa lelahpun tenggorokan mahasiswa berdialektika, setebal apapun kumpulan kertas dijadikan data, atau mungkin semilitan apapun pergerakan mahasiswa dan bahkan seberapa demokratisnya aspirasi mahasiswa, dan yang lain kita sebut selugu apapun mahasiswa, kita akan katakan kita tersandung pandemi Corona. Mulai dari birokrasi paling sederhana hingga birokrasi kumpulan para dewa bertapa, mencapai si miskin yang katanya pembawa derita, menyentuh si kaya yang membawa sahaja bagi bangsa. Kita sedikit lupa hingga merasa tidak bebas karena dikekang, merasa dipenjara karena dipelihara negara, merasa dipaksa padahal untuk kebaikan bersama, banyak tapi dari setiap ucapan kita, nada menolak namun juga tidak punya pilihan, nafas kita seperti diburu oleh sesuatu yang tidak kasat mata. Kita kemarin sempat lengah ketika suara dari berbagai penjuru sudah dikumandangkan, kitapun kemarin sempat tinggi hati bekata bahwa orang...